Salah satu isi pelajaran dari Al Qur'an adalah kisah kehidupan para nabi dan rasul serta orang-orang saleh. Hikmah dipaparkannya sirah manusia-manusia pilihan itu tidak lain karena besarnya manfaat dan teladan keimanan, sifat dan akhlaq mereka. Salah satu manusia teladan yang disayangi Allah SWT adalah seorang yang bernama Luqman sehingga salah satu Surah dalam AlQur’an dinamakan atas namanya. Berikut ini adalah beberapa petikan nasihat Lukman al Hakim kepada anaknya, yang penuh dengan hikmah mulia, dan karenanya nasihat Lukman kepada anaknya ini selayaknya adalah juga nasihat bagi diri kita semua, dan semoga kita dapat menanamkannya di hati sanubari yang terdalam.
leaf
1.
Wahai anakku, dirikanlah shalat, karena shalat dapat mencegah manusia dari perbuatan keji dan munkar.
2.
Wahai anakku, suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu karenanya. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
3.
Wahai anakku, janganlah engkau mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.
4.
Wahai anakku, sederhanalah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.
5.
Wahai anakku janganlah memalingkan muka dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.
6.
Wahai anakku, sekiranya ayah ibumu marah kepadamu karena kehilapan yang telah engkau lakukan, maka kemarahan ayah ibumu itu adalah bagaikan pupuk menyuburkan tanam-tanaman.
7.
Wahai anakku, ketika engkau mencari kawan sejati, maka ujilah dia terlebih dahulu dengan berpura-pura membuatnya marah kepadamu. Sekiranya dalam kemarahannya itu dia masih mau menasihati dan menginsafkan kamu, maka ambillah dia sebagai kawanmu. Tetapi jika ia berlaku sebaliknya maka waspadalah kamu terhadapnya.
8.
Wahai anakku, bila engkau mempunyai teman karib, maka janganlah dirimu mengharapkan sesuatu daripadanya. Sebaliknya biarkanlah dia yang mengharapkan sesuatu darimu.
9.
Wahai anakku, jagalah dirimu supaya tidak terlalu condong kepada dunia, dan hatimu selalu disusahkan olah dunia saja, karena kamu diciptakan Allah bukanlah untuk dunia saja. Sesungguhnya tiada makhluk yang lebih hina daripada orang yang terpedaya dengan dunia.
10.
Wahai anakku, barang siapa yang bersifat penyayang tentu akan disayangi, barang siapa yang pendiam akan selamat daripada mengeluarkan perkataan yang sia-sia, dan barang siapa yang tidak dapat menahan lidahnya dari perkataan kotor tentu dia akan menyesal kelak.
11.
Wahai anakku, bergaullah dengan orang yang soleh dan berilmu. Bukalah pintu hatimu dan dengarkanlah segala nasihat mereka, dan ambillah pelajaran darinya. Sesungguhnya nasihat dari mereka bagaikan mutiara hikmah yang bercahaya yang dapat menyuburkan hatimu seperti tanah kering lalu disirami hujan.
12.
Makanlah bersama-sama orang yang takwa dan musyawarahlah segala urusanmu dengan para alim ulama dengan cara meminta nasihat dari mereka.
13.
Wahai anakku, sesungguhnya dunia ini bagaikan sebuah kapal yang berlayar di lautan yang dalam, banyak manusia yang karam ke dalamnya. Jika engkau ingin selamat, maka berlayarlah dengan kapal yang bernama ‘taqwa’ , isinya ialah ‘iman ‘ dan layarnya adalah ‘tawakkal kepada Allah’ .
14.
Wahai anakku, jika engkau mempunyai dua undangan majlis, yaitu majlis takziah kematian dan majlis perkawinan, maka utamakanlah majlis kematian, karena ia akan mengingatkanmu kepada kampung akhirat, sedangkan menghadiri majlis perkawinan hanya mengingatkan dirimu kepada kemegahan duniawi sahaja.
15.
Wahai anakku, janganlah engkau terus menelan apa saja yang engkau rasa manis, janganlah terus meludah saja apa yang engkau rasa pahit, karena manis belum tentu menimbulkan kesegaran dan pahit itu belum tentu menimbulkan kelemahan.
16.
Wahai anakku, janganlah engkau menjadi lebih lemah dari seekor ayam jantan, karena ia telah berkokok pada waktu pagi hari sedangkan kamu pada waktu itu masih terbaring di atas ranjangmu.
17.
Wahai anakku, jangan engkau melantik seseorang yang bodoh menjadi utusanmu. Jika tiada lagi yang lebih cerdas, pintar dan bijak maka sebaiknya dirimu sendirilah yang menjadi utusan.
18.
Wahai anakku, orang yang bersedia untuk mendengar nasihat dan bimbingan dari orang yang lebih alim, maka dia layak untuk mendapat penjagaan dari Allah; dan bagi orang yang insaf setelah menerima teguran maka dia lebih layak untuk mendapat kemuliaan dari Allah.
19.
Wahai anakku, orang yang merasa dirinya hina dan rendah diri dalam beribadat dan taat kepada Allah, maka dia tawadduk kepada Allah, dia akan lebih dekat kepada Allah dan selalu berusaha menghindarkan maksiat kepada Allah.
20.
Wahai anakku, seorang pendusta akan lekas hilang air mukanya kerana tidak dipercayai orang dan seorang yang telah rusak akhlaknya akan senantiasa banyak melamunkan hal-hal yang tidak benar. Ketahuilah, memindahkan batu besar dari tempatnya semula itu lebih mudah daripada memberi pengertian kepada orang yang tidak mau mengerti.
21.
Wahai anakku, engkau telah merasakan betapa beratnya mengangkat batu besar dan besi yang amat berat, tetapi akan lebih berat lagi daripada semua itu, yaitu bilamana engkau mempunyai tetangga yang jahat.
22.
Wahai anakku, bukanlah satu kebaikan namanya bilamana engkau selalu mencari ilmu tetapi engkau tidak pernah mengamalkannya. Hal itu tidak ubah bagaikan orang yang mencari kayu bakar, maka setelah banyak ia tidak mampu memikulnya, padahal ia masih mahu menambahkannya.
23.
Wahai anakku, jadikanlah dirimu dalam segala tingkah laku sebagai orang yang tidak ingin menerima pujian atau mengharap sanjungan orang lain kerana itu adalah sifat riya yang akan mendatangkan cela pada dirimu.
24.
Wahai anakku, ambillah harta dunia sekedar untuk keperluanmu saja, dan nafkahkanlah yang selebihnya untuk bekalan akhiratmu. Jangan engkau tendang dunia ini ke keranjang atau bakul sampah karena nanti engkau akan menjadi pengemis yang membuat beban orang lain. Sebaliknya janganlah engkau peluk dunia ini serta meneguk habis airnya kerana sesungguhnya yang engkau makan dan pakai itu adalah tanah belaka. Janganlah engkau berteman dengan orang yang bersifat mempunyai dua muka, karena kelak ia akan membinasakan dirimu.
25.
Wahai anakku, bertakwalah kepada Allah yang sebenarnya; karena orang lain tidak akan tahu engkau takut kepada Allah s.w.t hanya untuk dihormati, sedangkan hatimu menyimpang daripada kebenaran.
26.
Wahai anakku, janganlah engkau terlalu menyayangi orang yang pembangkang karena dia akan menganggap engkau menyetujui perbuatannya. Janganlah engkau menghina jika seseorang yang bijaksana tidak menyukai sesuatu, karena dia akan terus meninggalkanmu.
27.
Wahai anakku, janganlah engkau menyesal karena berdiam saja. Sesungguhnya percakapan itu berharga perak, sedangkan berdiam diri berharga emas.
28.
Wahai anakku, hindarilah dirimu daripada kejahatan, niscaya ia akan menjauhimu. Sesungguhnya kejahatan itu untuk sejahat-jahat makhluk.
29.
Wahai anakku, pilihlah majlis-majlis yang mengingati Allah, sertailah mereka, sekiranya engkau seorang yang berilmu engkau dapat memanfaatkan ilmumu. Sekiranya engkau seorang yang bodoh mereka akan mengajarmu. Allah akan merahmatimu dan juga mereka. Wahai anakku janganlah engkau menyertai majlis-majlis yang tidak mengingati Allah, sekiranya engkau seorang yang berilmu, engkau tidak dapat memanfaatkannya. Sekiranya engkau seorang yang bodoh, engkau akan bertambah bodoh. Allah akan murka kepadamu dan kepada mereka.
30.
Wahai anakku, janganlah engkau makan makanan yang tidak bersih/haram.
31.
Wahai anakku, janganlah beriri hati dan tanding menandingi karena ia meluaskan medan pertumpahan darah diantara orang yang beriman. Pertumpahan darah dianggap oleh Allah sebagai pembunuhan, bukan kematian.
32.
Wahai anakku, sesungguhnya kebijaksanaan itu adalah mampu meletakkan orang miskin pada taraf raja-raja.
33.
Wahai anakku, hendaklah kamu selau mengingat kebaikan orang dan melupakan kejahatan orang. Dan hendaklah kamu melupakan kebaikan kamu terhadap orang dan ingatlah kejahatan yang kamu lakukan kepada orang.
sumber:
(Disunting dan disadur dari Halaqah)
Semoga kita mendapat kemudahan untuk melaksanakannya, amin
Syarifa, New Delhi, December 2009
note facebook teman saya, Dita Rama,
Thx Dita…. :)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comments (0)
Posting Komentar
saya menerima kritik & saran dari anda.
tapi kalau mau menkomentar lebih baik dengan kata-kata yg baik